LAPORAN
PRAKTIKUM
DASAR-DASAR
ILMU TANAH (DDIT)
ACARA
V
DISTRIBUSI
UKURAN PARTIKEL DAN TEKSTUR TANAH
Nama : Gilang Setiawan
NPM : E1J012031
Prodi : Agroekoteknologi
Shift : Jum’at (14.00 – 16.00)
Co-Ass : Atri Noprijayanti
Melisa
Yuliensi
LABORATORIUM ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tanah merupakan lapisan bumi yang tersusun
atas debu, pasir dan liat. Ukuran pasir, debu dan liat berbeda-beda. Partikel
debu besarnya <0,2 mm dan liat berukuran <0,2um. Praktikel mengalami
perubahan dari waktu ke waktu melalui proses distribusi partikel. Penetapan
distribusi partikel tanah melalui dua tahap. Pertama, desintregrasi agregrat
menjadi partikel-partikel primer, dan kedua pengukuran distribusi ukuran
partikel-partikel yang sudah terdispersi. Penetapan ini menggunakan metode
hydometer.
Penetuan kelas tekstur tanah dapat dilakuakn
setelah penghitungan distribusi ukuran partikel tanah. Penghitungan ini sangat
penting karena denan penghitungan ini dapat menetukan tanah yang diamati
memiliki tekstur seperti apa. Tekstur tanah dalam pertanian menentukan
pengolahan tanah yang akan dilakukan. Teksur tanah juga menentukan pertumbuhan
tanaman yang dibudidayakan.
Pengamatan distribusi ukuran praktikel tanah
dan tekstur tanah dilakaukan agar memudahkan dalam mengetahui jenis-jenis tanah
yang ada di alam pembentukannya.
1.2
Tujuan
Praktikum
ini bertujuan untuk menetukan distribusi ukuran partikel
tanah dan menetapkan kelas tekstur tanah.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah lapisan
permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan
berkembangnya tumbuhan, secara kimiawi berfungsi sebagai gudang hara atau
nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsure-unsur esensial seperti:
N, P, K, Ca, Mg, S, Zn, Fe, Mn, B, Cl) dan secara biologi (organisme) yang
berperan aktif dalam perombakan dan penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif
(pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman ketiganya secara internal mampu
menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik
tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industry perkebunan maupun kehutanan (Kemas
A.H, 2007).
Distribusi ukuran
pratikel adalah parameter dari ukuran distribusi partikel primer di dalam
contoh tanah. Partikel-partikel tanah mencakup sebaran yang sangat besar, mulai
dari batu (> 0,2 m) hingga liat (< 2 μm). Namun partikel-partikel yang
dikategorikan sebagai bahan pembentuk tanah adalah berukuran < 2 mm dan
dibagi menjadi tiga kelompok utama: pasir, debu, dan liat. Batasan dari ketiga fraksi
tersebut sangat tergantung pada sistem klasifikasi yang digunakan (Tim
penyusun, 2013).
Penetapan distribusi ukuran partikel dan tekstur
tanah dilakukan dengan menggunakan berbagai metode Metode yang paling umum digunakan adalah
metode Hydrometer dan metode pipet. Keuntungan metode Hydrometer adalah
cepatdan mudah dilaksanakan, sedangkan metode pipet memiliki ketelitian yang
tinggi. Selain dari kedua metode tersebut juga dikenal metode Sedigrap, dimana
seberkas sinar dipancarkan melewati suspensi dan ditangkap oleh suatu sensor. Semakin
banyak sinar yang tertangkap oleh sensor berarti semakin halus ukuran partikel
yang ada didalam suspensi (Tim penyususun, 2013).
Tanah sebagai susunan yang paling mengikat partikel-partikel
tanah. Ikatan partikel tanah itu berwujud sebagai agregat tanah yang membentuk
dirinya. Tanah tersebut terdiri dari bahan padat, bahan cair dan gas serta
jasad hidup. Bahan padat terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik. Tanah
yang anorganik terdapat dalam bermacam-macam bentuk dan ukurannya. Berdasarkan
ukurannya dibagi atas beberapa fraksi atau golongan yaitu fraksi batu ukurannya
sebesar dari 10 mm, fraksi kerikil antara 2 mm sampai 10 mm fraksi pasir antara
0,05 sampai dengan 2 mm. Fraksi debu antara 0,02 sampai dengan 0,05 mm dan liat
berukuran kecil dari 0,02 mm (Darmawijaya Isa, 1992).
Tekstur tanah
adalah perbandingan relatif berbagai golongan besar, partikel tanah dalam suatu
massa tanah terutama perbandingan relatif suatu fraksi liat, debu dan pasir.
Tekstur dapat menentukan tata air dalam tanah berupa akecepatanm infiltrasinya,
penetrasi setta kemampuan mengikat air (Henry,
1988).
Tekstur tanah adalah perbandingan nisbi
pisahan-pisahan yang menyusun suatu volume masa tanah. Pisahan yang dianggap
sebagai penyusun tekstur tanah hanya terbatas pada lempung, debu, dan pasir.
Pisahan pasir terdiri dari kuarsa, pecahan relspar, mika dan juga sirkon,
turmalin dan hornbilende. Pisahan debu terdiri dari kumpulan pisahan dengan
ukuran antara pasir dan lempung. Pisahan lempung terdiri dari pelikan-pelikan
hasil pelapukan batuan. Berdasarkan kelas tekstur tanah di kelompokkan lagi
menjadi 12 kelompok yaitu pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempng,
lempung berdebu, debu, lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat
berdebu, lat berpasir, liat berdebu dan liat (Poerwowidodo, 1992 ).
Setiap partikel tanah memberikan peran yang sangat
penting bagi sifat tanah secara keseluruhan. Liat bersama-sama bahan organik
memegang peran yang sangat penting dalam menahan air tanah serta ketersediaan
hara bagi tanaman. Partikel-partikel yang halus juga berperan bagi agen
perekat. Partikel-partikel tanah yang lebih besar atau kasar untuk membentuk
agregat atau struktur tanah. Sementara itu partikel tanah yang lebih besar lagi
berperan sebagai penyusun kerangka tubuh tanah, mempertanahkan permeabilitas
tanah serta meningkatkan aerasi tanah. Selain itu partikel yang lebih besar ini
juga membuat tanah menjadi lebih tanah terhadap gaya berat yang terjadi di atas
permukaan tanah (Suhardi, 1997).
III.
BAHAN DAN METODE
3.1
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah contoh tanah yang telah
dihaluskan, calgon 5%,
amly alcohol, dan aquades.
Alat yang digunakan dalam acara ini
terdiri dari mixer elektronik,
silinder 1L, beaker 600mL, timbangan, dan oven.
3. 2 Metode
Prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Menimbang 50 gram tanah ukuran 2 mm (Wt).
2. Memasukan kedalam beaker 600 ml.
3. Menambahkan aquades 250 ml.
4. Tambahkan calgon 100 ml mendiamkan selama 24
jam.
5. Setelah 24 jam memindahkan kedalam gelas ukur
1 L kemudian menambahkan aquades sampai 1 liter dan mengukur suhunya (T1).
6. Membolak balik gelas ukur sebanyak 15 kali.
7. Menambahkan etanol jika berbui, mengukur
nilai hidrometer (R1), mendiamkan selama 24 jam.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan Penentuan Kelas
Tekstur Tanah
Tanah
|
R1
|
Rl1
|
T1
|
R2
|
Rl2
|
T2
|
La
|
Wt
|
Top
Soil
|
25
|
5
|
30,0
|
21
|
3
|
30,4
|
0,06
|
50
|
Sub
Soil
|
25
|
5
|
30,1
|
15
|
3
|
30,4
|
0,09
|
50
|
4.2 Pembahasan
Praktikum ini melakukan pengukuran untuk
menentukan distribusi partikel tanah dan kelas tekstur tanah.
Hasil perhitungannya berdasarkan data adalah sebagai
berikut :
a.
Tanah
top soil
1.
Perhitungan
persentase pasir dalam tanah
% pasir = 100 - 



= 100 - 

= 100 – 

= 100 – 47,22
= 52,78 %
2.
Perhitungan persentase liat dalam tanah
% Liat = 


= 

= 43,5141%
3.
Perhitungan persentase debu dalam tanah
% Debu = 100 - % pasir - % liat
= 100 – 52,18 %-
43,5141 %
= 4,3054 %
Jadi, tanah top soil memiliki presentase pasir sebesar 52.78%,
liat 43,5141%, dan debu 4,3054%. Presentase ini jika dimasukan kedalam segitiga
tekstur termasuk kedalam tanah liat berpasir karena perbandingan pasir lebih
besar dari pada liat. Persentase pasir dengan liat tidak terlalu jauh oleh
karena itu meski tanah ini termasuk kedalam liat berpasir tanah ini masih
memilki presentase liat yang tinggi. Tanah ini memiliki presentase debu yang
sangat kecil yaitu sekitar 4%, sedangkan jika dilihat dari tempatnya tanah ini
berada pada bagian paling atas yang seharusnya memiliki kandungan debu yang
banyak.
b.
Tanah
sub soil
1.
Perhitungan
persentase pasir dalam tanah
% pasir = 100 - 



= 100 - 

= 100 – 

= 100 – 47,31454
= 52,68546
%
2.
Perhitungan persentase liat dalam tanah
% Liat = 


= 

= 31,51634%
3.
Perhitungan persentase debu dalam tanah
% Debu = 100 - % pasir - % liat
= 100 – 52,68546 % - 31,51634%
= 15,7982 %
Jadi, tanah sub soil memiliki presentase pasir sebesar
52,68546%, liat 31,51634%, dan debu 15,7982%. Presntese ini jika dimasukan
kedalam segitiga tekstur maka tanah sub soil termasuk kedalam lempung liat
berpasir karena perbandingan presentase liat lebih besar dibanding dengan debu
dan perbandingan antara liat lebih kecil dibanding dengan pasir. Tanah ini
cukup baik dalam pengikatan air didalam tanah karena memiliki kandungan debu
yang baik yaitu sekitar 15%.
Perhitungan
diatas telah menentukan tekstur tanah, pada tanah top soil tekstur yang
dimiliki adalah liat berpasir sedangkan pada tanah sub soil termasuk kedalam
lempung liat berpasir. Tanah top soil adalah tanah letaknya diatas sub soil
tetapi tanah top soil memiliki kandungan liat yang lebih banyak dan kandungan
debu yang lebih sedikit dibanding dengan tanah sub soil. Seharusnya tanah top
soil memilki kandungan debu yang lebih baik dibanding tanah sub soil. Perbedaan
ini terjadi mungki dalam sampel tanah top soil kandung debunya mengalami
kehilangan pada saat proses pengeringan, selain itu juga kondisi lahan tempat
pengambilan tanah sampel pada kondisi miring. Kondisi ini memungkinkan
kandungan debu pada tanah top soil mengalami perpindahan saat air hujan turun,
dan terbawa oleh angin.debu merupakan fraksi tanah yang mudah kering dan ringan
sehingga dalam kondisi tertentu fraksi ini mudah hilang.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pengukuran pada tanah top soil dan sub soil
untuk menetapakan distribusi ukuran partikel tanah dan tekstur tanah menggunakan metode hydrometer. Tanah top soil
merupakan tanah liat berpasir dengan presentase pasir
sebesar 52.78%, liat 43,5141%, dan debu 4,3054%. Tanah sub soil merupakan tanah
lempung liat berpasir dengan presentase pasir sebesar 52,68546%, liat
31,51634%, dan debu 15,7982%. Pada penentuannya tanah top soil dan sub soil
yang digunakan adalah berukuran 2mm.
Penghitungan presentase tanah baik top soil dan sub soil
menggunakan rumus yaitu :
1.
Perhitungan
persentase pasir dalam tanah
% pasir = 100 - 

2.
Perhitungan persentase liat dalam tanah
% Liat = 

3.
Perhitungan persentase debu dalam tanah
% Debu = 100 - % pasir - % liat
5.2 Saran
Praktikum ini sangatlah penting bagi mahsiswa yang ingin
menguasai dasar - dasar ilmu tanah, oleh karena itu diharapakan peralatan yang
digunakan lebih banyak sehingga dalam satu kelompok praktikum lebih mudah dalam
melakukan praktikum dan mahasiswa lebh aktif saat praktikum berlansung.
DAFTAR PUSTAKA
Foth, Henry d. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press :
Yogyakarta
Hanafiah, Kemas A. 2007. Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Pt. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Isa Darmawijaya. 1992. Klasifikasi
Tanah. Gajah Mada University press: Yogyakarta
Poerwidodo, 1992. Metode
Selidik Tanah. Usaha Nasional
: Surabaya
Suhardi, M.Sc.
1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bengkulu: Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu.
Tim Penyusun. 2013. Penuntun
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNIB : Bengkulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar