Sabtu, 04 Januari 2014

DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL DAN TEKSTUR TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH (DDIT)
ACARA V
DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL DAN TEKSTUR TANAH






Nama         : Gilang Setiawan
NPM          : E1J012031
Prodi          : Agroekoteknologi
Shift           : Jum’at (14.00 – 16.00)
Co-Ass      : Atri Noprijayanti
  Melisa Yuliensi


LABORATORIUM ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013




I.         PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Tanah merupakan lapisan bumi yang tersusun atas debu, pasir dan liat. Ukuran pasir, debu dan liat berbeda-beda. Partikel debu besarnya <0,2 mm dan liat berukuran <0,2um. Praktikel mengalami perubahan dari waktu ke waktu melalui proses distribusi partikel. Penetapan distribusi partikel tanah melalui dua tahap. Pertama, desintregrasi agregrat menjadi partikel-partikel primer, dan kedua pengukuran distribusi ukuran partikel-partikel yang sudah terdispersi. Penetapan ini menggunakan metode hydometer.
Penetuan kelas tekstur tanah dapat dilakuakn setelah penghitungan distribusi ukuran partikel tanah. Penghitungan ini sangat penting karena denan penghitungan ini dapat menetukan tanah yang diamati memiliki tekstur seperti apa. Tekstur tanah dalam pertanian menentukan pengolahan tanah yang akan dilakukan. Teksur tanah juga menentukan pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan.
Pengamatan distribusi ukuran praktikel tanah dan tekstur tanah dilakaukan agar memudahkan dalam mengetahui jenis-jenis tanah yang ada di  alam pembentukannya.

1.2         Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menetukan distribusi ukuran partikel tanah dan menetapkan kelas tekstur tanah.















II.           TINJAUAN PUSTAKA

 Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya tumbuhan, secara kimiawi berfungsi sebagai gudang hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsure-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Zn, Fe, Mn, B, Cl) dan secara biologi (organisme) yang berperan aktif dalam perombakan dan penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman ketiganya secara internal mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industry perkebunan maupun kehutanan (Kemas A.H, 2007).
Distribusi ukuran pratikel adalah parameter dari ukuran distribusi partikel primer di dalam contoh tanah. Partikel-partikel tanah mencakup sebaran yang sangat besar, mulai dari batu (> 0,2 m) hingga liat (< 2 μm). Namun partikel-partikel yang dikategorikan sebagai bahan pembentuk tanah adalah berukuran < 2 mm dan dibagi menjadi tiga kelompok utama: pasir, debu, dan liat. Batasan dari ketiga fraksi tersebut sangat tergantung pada sistem klasifikasi yang digunakan (Tim penyusun, 2013).
Penetapan distribusi ukuran partikel dan tekstur tanah dilakukan dengan menggunakan berbagai metode  Metode yang paling umum digunakan adalah metode Hydrometer dan metode pipet. Keuntungan metode Hydrometer adalah cepatdan mudah dilaksanakan, sedangkan metode pipet memiliki ketelitian yang tinggi. Selain dari kedua metode tersebut juga dikenal metode Sedigrap, dimana seberkas sinar dipancarkan melewati suspensi dan ditangkap oleh suatu sensor. Semakin banyak sinar yang tertangkap oleh sensor berarti semakin halus ukuran partikel yang ada didalam suspensi (Tim penyususun, 2013).
Tanah sebagai susunan yang paling mengikat partikel-partikel tanah. Ikatan partikel tanah itu berwujud sebagai agregat tanah yang membentuk dirinya. Tanah tersebut terdiri dari bahan padat, bahan cair dan gas serta jasad hidup. Bahan padat terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik. Tanah yang anorganik terdapat dalam bermacam-macam bentuk dan ukurannya. Berdasarkan ukurannya dibagi atas beberapa fraksi atau golongan yaitu fraksi batu ukurannya sebesar dari 10 mm, fraksi kerikil antara 2 mm sampai 10 mm fraksi pasir antara 0,05 sampai dengan 2 mm. Fraksi debu antara 0,02 sampai dengan 0,05 mm dan liat berukuran kecil dari 0,02 mm (Darmawijaya Isa, 1992).
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai golongan besar, partikel tanah dalam suatu massa tanah terutama perbandingan relatif suatu fraksi liat, debu dan pasir. Tekstur dapat menentukan tata air dalam tanah berupa akecepatanm infiltrasinya, penetrasi setta kemampuan mengikat air (Henry, 1988).
Tekstur tanah adalah perbandingan nisbi pisahan-pisahan yang menyusun suatu volume masa tanah. Pisahan yang dianggap sebagai penyusun tekstur tanah hanya terbatas pada lempung, debu, dan pasir. Pisahan pasir terdiri dari kuarsa, pecahan relspar, mika dan juga sirkon, turmalin dan hornbilende. Pisahan debu terdiri dari kumpulan pisahan dengan ukuran antara pasir dan lempung. Pisahan lempung terdiri dari pelikan-pelikan hasil pelapukan batuan. Berdasarkan kelas tekstur tanah di kelompokkan lagi menjadi 12 kelompok yaitu pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempng, lempung berdebu, debu, lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, lat berpasir, liat berdebu dan liat (Poerwowidodo, 1992 ).
Setiap partikel tanah memberikan peran yang sangat penting bagi sifat tanah secara keseluruhan. Liat bersama-sama bahan organik memegang peran yang sangat penting dalam menahan air tanah serta ketersediaan hara bagi tanaman. Partikel-partikel yang halus juga berperan bagi agen perekat. Partikel-partikel tanah yang lebih besar atau kasar untuk membentuk agregat atau struktur tanah. Sementara itu partikel tanah yang lebih besar lagi berperan sebagai penyusun kerangka tubuh tanah, mempertanahkan permeabilitas tanah serta meningkatkan aerasi tanah. Selain itu partikel yang lebih besar ini juga membuat tanah menjadi lebih tanah terhadap gaya berat yang terjadi di atas permukaan tanah (Suhardi, 1997).

III.             BAHAN DAN METODE
3.1         Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah contoh tanah yang telah dihaluskan, calgon 5%, amly alcohol, dan aquades.
Alat yang digunakan dalam acara ini terdiri dari mixer elektronik, silinder 1L, beaker 600mL, timbangan, dan oven.
3. 2    Metode
Prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.    Menimbang 50 gram tanah ukuran 2 mm (Wt).
2.    Memasukan kedalam beaker 600 ml.
3.    Menambahkan aquades 250 ml.
4.    Tambahkan calgon 100 ml mendiamkan selama 24 jam.
5.    Setelah 24 jam memindahkan kedalam gelas ukur 1 L kemudian menambahkan aquades sampai 1 liter dan mengukur suhunya (T1).
6.    Membolak balik gelas ukur sebanyak 15 kali.
7.    Menambahkan etanol jika berbui, mengukur nilai hidrometer (R1), mendiamkan selama 24 jam.

IV.         HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1         Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan Penentuan Kelas Tekstur Tanah
Tanah
R1
Rl1
T1
R2
Rl2
T2
La
Wt
Top Soil
25
5
30,0
21
3
30,4
0,06
50
Sub Soil
25
5
30,1
15
3
30,4
0,09
50

4.2     Pembahasan
Praktikum ini melakukan pengukuran untuk menentukan distribusi partikel tanah dan kelas tekstur tanah.
Hasil perhitungannya berdasarkan data adalah sebagai berikut :
a.         Tanah top soil
    1.          Perhitungan persentase pasir dalam tanah
% pasir  = 100 -
           100 -
  = 100 -
  = 100 –
= 100 – 47,22
= 52,78 %
    2.          Perhitungan persentase liat  dalam tanah
% Liat  =
=  
= 43,5141%
    3.          Perhitungan persentase debu dalam tanah
% Debu  = 100 - % pasir - % liat
 = 100 – 52,18 %- 43,5141 %
 = 4,3054 %
Jadi, tanah top soil memiliki presentase pasir sebesar 52.78%, liat 43,5141%, dan debu 4,3054%. Presentase ini jika dimasukan kedalam segitiga tekstur termasuk kedalam tanah liat berpasir karena perbandingan pasir lebih besar dari pada liat. Persentase pasir dengan liat tidak terlalu jauh oleh karena itu meski tanah ini termasuk kedalam liat berpasir tanah ini masih memilki presentase liat yang tinggi. Tanah ini memiliki presentase debu yang sangat kecil yaitu sekitar 4%, sedangkan jika dilihat dari tempatnya tanah ini berada pada bagian paling atas yang seharusnya memiliki kandungan debu yang banyak.
b.        Tanah sub soil
    1.          Perhitungan persentase pasir dalam tanah
% pasir  = 100 -
           100 -
  = 100 -
  = 100 –
= 100 – 47,31454
= 52,68546 %
    2.          Perhitungan persentase liat  dalam tanah
% Liat  =
=  
= 31,51634%
    3.          Perhitungan persentase debu dalam tanah
% Debu  = 100 - % pasir - % liat
 = 100 – 52,68546 % - 31,51634%
 = 15,7982 %
Jadi, tanah sub soil memiliki presentase pasir sebesar 52,68546%, liat 31,51634%, dan debu 15,7982%. Presntese ini jika dimasukan kedalam segitiga tekstur maka tanah sub soil termasuk kedalam lempung liat berpasir karena perbandingan presentase liat lebih besar dibanding dengan debu dan perbandingan antara liat lebih kecil dibanding dengan pasir. Tanah ini cukup baik dalam pengikatan air didalam tanah karena memiliki kandungan debu yang baik yaitu sekitar 15%.
Perhitungan diatas telah menentukan tekstur tanah, pada tanah top soil tekstur yang dimiliki adalah liat berpasir sedangkan pada tanah sub soil termasuk kedalam lempung liat berpasir. Tanah top soil adalah tanah letaknya diatas sub soil tetapi tanah top soil memiliki kandungan liat yang lebih banyak dan kandungan debu yang lebih sedikit dibanding dengan tanah sub soil. Seharusnya tanah top soil memilki kandungan debu yang lebih baik dibanding tanah sub soil. Perbedaan ini terjadi mungki dalam sampel tanah top soil kandung debunya mengalami kehilangan pada saat proses pengeringan, selain itu juga kondisi lahan tempat pengambilan tanah sampel pada kondisi miring. Kondisi ini memungkinkan kandungan debu pada tanah top soil mengalami perpindahan saat air hujan turun, dan terbawa oleh angin.debu merupakan fraksi tanah yang mudah kering dan ringan sehingga dalam kondisi tertentu fraksi ini mudah hilang.

V.            KESIMPULAN DAN SARAN

5.1       Kesimpulan
Pengukuran pada tanah top soil dan sub soil untuk menetapakan distribusi ukuran partikel tanah dan tekstur tanah  menggunakan metode hydrometer. Tanah top soil merupakan tanah liat berpasir dengan presentase pasir sebesar 52.78%, liat 43,5141%, dan debu 4,3054%. Tanah sub soil merupakan tanah lempung liat berpasir dengan presentase pasir sebesar 52,68546%, liat 31,51634%, dan debu 15,7982%. Pada penentuannya tanah top soil dan sub soil yang digunakan adalah berukuran 2mm.
Penghitungan presentase tanah baik top soil dan sub soil menggunakan rumus yaitu :
1.              Perhitungan persentase pasir dalam tanah
% pasir  = 100 -
2.             Perhitungan persentase liat  dalam tanah
% Liat  =
3.             Perhitungan persentase debu dalam tanah
% Debu  = 100 - % pasir - % liat

5.2       Saran
Praktikum ini sangatlah penting bagi mahsiswa yang ingin menguasai dasar - dasar ilmu tanah, oleh karena itu diharapakan peralatan yang digunakan lebih banyak sehingga dalam satu kelompok praktikum lebih mudah dalam melakukan praktikum dan mahasiswa lebh aktif saat praktikum berlansung.




DAFTAR PUSTAKA

Foth, Henry d. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta
Hanafiah, Kemas A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Pt. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Isa Darmawijaya. 1992. Klasifikasi Tanah. Gajah Mada University press: Yogyakarta
Poerwidodo, 1992. Metode Selidik Tanah. Usaha Nasional : Surabaya
Suhardi, M.Sc. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bengkulu: Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Tim Penyusun. 2013. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNIB : Bengkulu 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar