Sabtu, 04 Januari 2014

PENETAPAN PH DAN DAYA HANTAR LISTRIK



LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH (DDIT)
ACARA VI
PENETAPAN PH DAN DAYA HANTAR LISTRIK







Nama         : Gilang Setiawan
NPM          : E1J012031
Prodi          : Agroekoteknologi
Shift           : Jum’at (14.00 – 16.00)
Co-Ass      : Atri Novijayanti
  Melisa Yuliensi


LABORATORIUM ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013


I.         PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Reaksi tanah menunjukan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH pada kenyataannya merupakan  jumlah konsentrasi ion hidrogen (H+) yang terdapat di dalam tanah. Semakin tinggi kadan ion H+ di dalam tanah, maka semakin asam sifat tanah tersebut, demikian pula sebaliknya.
Tanah pada dunia pertanian yang baik adalah mendekati pH netral. Pada pH netral tanah ini akan memiliki kandungan hara yang baik dan menjadi media tanam yang sangat baik bagi pertumbuhan tanaman. Penentuan nilai pH dapat menggambarkan tentang kondisi tanah. Salah satu cara penilaian nilai pH dapat menggunakan metode kertas indikator dan elektrometris. Penetapan keasaman aktif dilakukan dengan menggunakan pelarut akuades.
Tanah memiliki kanduang garam-garam yang berfungsi sebagai penghantar listrik. Pada tanah jumlah daya elektron sebanding dengan garam yang terkandung dalam tanah. Pengukuran hantaran listrik tersebut merupakan indikasi konsentrasi senyawa-senyawa yang terionisasi dengan tingkat ketelitian tinggi. Penentuan hantaran listrik ini disebut dengan daya hantar listrik (DHL). Nilai DHL suatu tanah dapat diukur menggunakan alat ukur yang disebut dengan konduktormeter.
Pentingnya mengetahui nilai pH dan daya hantar listrik dalam tanah, oleh karena itu praktikum ini akan memperagakan cara-cara menentukan pH tanah dan daya hantar listrik.

1.2         Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menetapkan nilai pH tanah, menetapkan tingkat kemasaman tanah dan menetapkan daya hantar listrik (DHL) tanah.












II.           TINJAUAN PUSTAKA

 PH tanah adalah salah satu dari beberapa indikator kesuburan tanah, sama dengan keracunan tanah.  Level optimum pH tanah untuk aplikasi penggunaan lahan berkisar antara 5–7,5.  tanah dengan pH rendah (acid) dan pH tinggi (alkali) membatasi pertumbuhan tanaman.  Efek pH tanah pada umumnya tidak langsung.  Di dalam kultur larutan umumnya tanaman budidaya yang dipelajari pertumbuhannya baik/sehat pada level pH 4,8 atau lebih (Bunting, 1981).
PH tanah menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (didalam tanah). Makin tinggi kadar ion didalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Bila kandungan H sama dengan maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7 (Hardjowigeno, 2010).
Nilai pH tanah dipengaruhi oleh sifat misel dan macam katron yang komplit antara lain kejenuhan basa, sifat misel dan macam kation yang terserap.  Semakin kecil kejenuhan basa, maka semakin masam tanah tersebut dan pH nya semakin rendah.  Sifat misel yang berbeda dalam mendisosiasikan ion H beda walau kejenuhan basanya sama dengan koloid yang mengandung Na lebih tinggi mempunyai pH yang lebih tinggi pula pada kejenuhan basa yang sama (Pairunan,dkk, 1985).
Kemasaman berpengaruh pada ketersediaanya  atau tidak tersedianya hara tanaman. Dalam hal ini kita mengenal pH tanah. pH tanah adalah suatu ukuran aktifitas ion hydrogen di dalam larutan aior tanah dan dapat di pakai sebagai ukuran bagi keasaman tanah. Hara adalah log dari harga kebalikan Cons ion Hidrogen (Kartasapoetra, 2004 : 14).
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai golongan besar, partikel tanah dalam suatu massa tanah terutama perbandingan relatif suatu fraksi liat, debu dan pasir. Tekstur dapat menentukan tata air dalam tanah berupa akecepatanm infiltrasinya, penetrasi setta kemampuan mengikat air (Henry, 1988).
Penetapan pH tanah dilaksanakan berdasarkan tahanan listrik antara partikel-partikel
yang dicelupkan dalam suspensi, (partikel-partikel yang > 0,10) dengan perbandingan contoh
tanah dan larutan yan terletak diantara elektroda bertindak sebagai listrik.
Nilai DHL  ≤ 4 mS/cm menunjukkan kandungan garam di dalam tanah rendah (<0,15 %) dan kebanyakan tanaman dapat tumbuh dengan baik. Nilai DHL  ≥ 4 mS/cm  menunjukkan kandungan garam di dalam larutan tanah cukup tinggi sehingga membahayakan kebanyakan tanaman pertanian (wikipedia, 2013).




III.             BAHAN DAN METODE

3.1         Bahan dan Alat
3.1.1        Alat Dan Bahan pH Tanah
Bahan yang digunakan adalah tanah 0.5 mm, akuades, dan KCl 1 N (larutkan 74.55 g KCl dalam akuades sampai 1 liter).
Alat yang digunakan yaitu pH meter elektrode, tabung film, dan  pengaduk gelas.
3.1.2         Alat Dan Bahan Daya Hantar Listrik
Bahan yang digunakan yaitu akuades, KCl 0.01 M (larutkan 0.1864 g KCl yang telah dikering ovenkan pada suhu 1050C dalam 250 ml akuades.
Alat  yang digunakan yaitu konduktivitas dengan dip-cell, neraca analitis, botol pengocok plastik, gelas ukur 10 ml, pengocik mekanik, dan termometer dengan skala suhu kamar.

3. 2    Metode
Prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.             Memasukan tanah dengan ukuran 0,5 mm sebanyak 10 gram ke dalam tabung film.
2.             Menambahkan aquades (H2O) sebanyak 25 ml, kemudian mengaduknya selama 20 menit dan mendiamkannya selama 10 menit.
3.             Menambahkan 25 ml KCl 1 N dan mengaduknya selama 20 menit.
4.             Menetukan pH H20 dan KCl dengan menggunakan pH meter.
5.             Menetukan nilah DHL H2O menggunakan konduktormeter.














IV.         HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1         Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan pH dan DHL Tanah
Sampel Tanah
pH H2O Tanah
pH KCl Tanah
DHL
Top Soil
Sub Soil
4,4
4,7
3,7
3,9
52
64

Tabel Kriteria Tanah
Kriteria Tanah
Nilai pH
Sangat Masam (SM)
< 4,5
Masam
4,5 – 5,5
Agak Masam (AM)
5,6 – 6,5
Netral
6,6 – 7,5
Agak Basa (AB)
7,6 – 8,5
Alkalin
>8,5

4.2     Pembahasan
Praktikum ini melakukan pengukuran pH tanah dan nilai daya hantar listrik. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah top soil dan sub soil ukuran 0,5 mm. Pengukuran pH tanah menggunakan alat pH meter sedangkan untuk mengukur DHL menggunakan konduktormeter. Hasil yang diperoleh setelah melakukan pengukuran yaitu :
1.        Tanah top soil
Tanah top soil memiliki nilai pH H2O tanah sebesar 4,4 sedangkan nilai pH KCl tanah sebesar 3,7. Nilai pH H2O tanah ini termasuk kedalam tanah sangat masam (SM), karena nilai pH 4,4 itu lebih kecil dari 4,5. Nilai pH KCl tanah top soil termasuk kriteria tanah sangat masam juga karena nilai pH KCl tanah sebesar 3,7 itu lebih kecil dari 4,5. Pengukuran nilai pH ini membuktikan bahwa pada tanah top soil nilai pH H2O lebih besar dibandingkan dengan nilai pH KCl, tetapi keduanya termasuk kedalam kriteria tanah sangat masam.
Nilai daya hantar listrik (DHL) tanah top soil adalah 52. Penetapan nilai DHL ini menggunakan alat konduktormeter. Pada tanah top soil yang diberikan larutan aquades (H2O) saja yang diukur nilai DHLnya.
2.        Tanah sub soil
Tanah sub soil memiliki nilai pH H2O tanah sebesar 4,7 sedangkan nilai pH KCl tanah sebesar 3,9. Nilai pH H2O tanah ini termasuk kedalam tanah  masam (M), karena nilai pH 4,7 itu antara 4,5 – 5,5. Nilai pH KCl tanah sub soil termasuk kriteria tanah sangat masam karena nilai pH KCl tanah sebesar 3,9 itu lebih kecil dari 4,5. Pengukuran nilai pH ini membuktikan bahwa pada tanah sub soil nilai pH H2O lebih besar dibandingkan dengan nilai pH KCl, tetapi keduanya termasuk kedalam kriteria tanah sangat masam.
Nilai daya hantar listrik (DHL) tanah top soil adalah 64. Penetapan nilai DHL ini menggunakan alat konduktormeter. Pada tanah sub soil yang diberikan larutan aquades (H2O) saja yang diukur nilai DHLnya.
Penetapan nilai pH dan DHL ini membuktikan bahwa nilai pH H2O tanah sub soil lebih besar dibanding dengan nilai pH H2O tanah top soil yaitu 4,7 > 4,4 , begitu juga dengan nilai pH KCl tanah sub soil lebih besar dibanding nilai pH KCl tanah top soil yaitu 3,9 > 3,7. Selain nilai pH, nilai DHL tanah sub soil lebih tinggi dibanding dengan tanah top soil yaitu 64 > 54. Secara umum, tanah ini termasuk kriteria tanah masam karena nilai pHnya di bawah nilai pH netral. Tanah ini memiliki kualitas tanah yang kurang baik jika digunakan dalam bidang pertanian, karena tanah yang baik adalah tanah yang memiliki nilai pH mendekati netral yaitu 6,6 – 7,5.
Nilai pH tanah di alam berbeda-beda pada setiap lokasi. Nilai pH tanah ditentukan oleh beberapa faktor, seperti :
1.    Kondisi musim setiap tahunnya.
2.    Cara bercocok tanam.
3.    Cara pengambilan sampel tanah.
4.    Kandungan air pada saat pengambilan sampel.
5.    Metode pengukuran pH yang diguanakan.
Selain itu juga, faktor-faktor lain yang menentukan nilai pH tanah adalah pencucian kation basa dan vegetasi atau tanaman yang tumbuh di atas permukaan tanah. Tanaman dapat mempengaruhi pH tanah karena akar tanaman mampu mengeluarkan eksudatm akar berupa asam organik. Dekompeser dari sersah-sersah tanaman juga dapat juga mempengaruhi nilai pH dari suatu tanah.
Nilai pH tanah ini sangat penting karena pada umunnya pH tanah berperan untuk:
1.    Menentukan mudah atau tidaknya unsur hara diserap oleh tanaman.
2.    Menunjukan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun.
3.    Mempengaruhi perkembangan jasad renik.






V.            KESIMPULAN DAN SARAN

5.1       Kesimpulan
Penetapan pH dan DHL tanah menggunakan alat ukur yaitu pH meter dan konduktormeter. Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa penetapan nilai pH dan DHL ini membuktikan bahwa nilai pH H2O tanah sub soil lebih besar dibanding dengan nilai pH H2O tanah top soil yaitu 4,7 > 4,4 , begitu juga dengan nilai pH KCl tanah sub soil lebih besar dibanding nilai pH KCl tanah top soil yaitu 3,9 > 3,7. Selain nilai pH, nilai DHL tanah sub soil lebih tinggi dibanding dengan tanah top soil yaitu 64 > 54. Secara umum, tanah ini termasuk kriteria tanah masam karena nilai pHnya di bawah nilai pH netral. Tanah ini memiliki kualitas tanah yang kurang baik jika digunakan dalam bidang pertanian, karena tanah yang baik adalah tanah yang memiliki nilai pH mendekati netral yaitu 6,6 – 7,5.

5.2       Saran
Praktikum ini sangatlah penting bagi mahsiswa yang ingin menguasai dasar - dasar ilmu tanah, oleh karena itu diharapakan peralatan yang digunakan lebih banyak sehingga dalam satu kelompok praktikum lebih mudah dalam melakukan praktikum dan mahasiswa lebh aktif saat praktikum berlansung.



DAFTAR PUSTAKA

Bunting. 1981. Konservasi Tanah dan Air. CV. Pustaka buana: Bandung.
Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika. Pressindo : Jakarta
Kartosapoetra. 2004. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. PT Riko cipta: Jakarta
Pairunan,A.1985. Dasa - Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negri Indonesia Timur: Makassar.
Tim Pengasuh Praktikum. 2013. Petunjuk Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. FP UNIB: Bengkulu.
http://wikipedia.com.2013. Penetapan daya hantar listrik. (diakses tanggal 2 Desembar 2013).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar