LAPORAN
PRAKTIKUM
DASAR-DASAR
ILMU TANAH (DDIT)
ACARA
VI
PENETAPAN
PH DAN DAYA HANTAR LISTRIK
Nama : Gilang Setiawan
NPM : E1J012031
Prodi : Agroekoteknologi
Shift : Jum’at (14.00 – 16.00)
Co-Ass : Atri Novijayanti
Melisa
Yuliensi
LABORATORIUM ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Reaksi tanah menunjukan sifat kemasaman atau
alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH pada kenyataannya
merupakan jumlah konsentrasi ion hidrogen
(H+) yang terdapat di dalam tanah. Semakin tinggi kadan ion H+ di
dalam tanah, maka semakin asam sifat tanah tersebut, demikian pula sebaliknya.
Tanah pada dunia pertanian yang baik adalah
mendekati pH netral. Pada pH netral tanah ini akan memiliki kandungan hara yang
baik dan menjadi media tanam yang sangat baik bagi pertumbuhan tanaman.
Penentuan nilai pH dapat menggambarkan tentang kondisi tanah. Salah satu cara
penilaian nilai pH dapat menggunakan metode kertas indikator dan elektrometris.
Penetapan keasaman aktif dilakukan dengan menggunakan pelarut akuades.
Tanah memiliki kanduang garam-garam yang
berfungsi sebagai penghantar listrik. Pada tanah jumlah daya elektron sebanding
dengan garam yang terkandung dalam tanah. Pengukuran hantaran listrik tersebut
merupakan indikasi konsentrasi senyawa-senyawa yang terionisasi dengan tingkat
ketelitian tinggi. Penentuan hantaran listrik ini disebut dengan daya hantar
listrik (DHL). Nilai DHL suatu tanah dapat diukur menggunakan alat ukur yang
disebut dengan konduktormeter.
Pentingnya mengetahui nilai pH dan daya
hantar listrik dalam tanah, oleh karena itu praktikum ini akan memperagakan
cara-cara menentukan pH tanah dan daya hantar listrik.
1.2
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menetapkan nilai pH tanah, menetapkan tingkat kemasaman tanah dan menetapkan
daya hantar listrik (DHL) tanah.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
PH tanah adalah salah satu dari beberapa indikator
kesuburan tanah, sama dengan keracunan tanah. Level optimum pH tanah
untuk aplikasi penggunaan lahan berkisar antara 5–7,5. tanah dengan pH
rendah (acid) dan pH tinggi (alkali) membatasi pertumbuhan tanaman. Efek
pH tanah pada umumnya tidak langsung. Di dalam kultur larutan umumnya
tanaman budidaya yang dipelajari pertumbuhannya baik/sehat pada level pH 4,8
atau lebih (Bunting, 1981).
PH tanah menunjukkan
banyaknya konsentrasi ion hidrogen (didalam tanah). Makin tinggi kadar
ion didalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Bila kandungan H sama
dengan maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7 (Hardjowigeno,
2010).
Nilai pH
tanah dipengaruhi oleh sifat misel dan macam katron yang komplit antara lain
kejenuhan basa, sifat misel dan macam kation yang terserap. Semakin kecil
kejenuhan basa, maka semakin masam tanah tersebut dan pH nya semakin
rendah. Sifat misel yang berbeda dalam mendisosiasikan ion H beda walau
kejenuhan basanya sama dengan koloid yang mengandung Na lebih tinggi mempunyai
pH yang lebih tinggi pula pada kejenuhan basa yang sama (Pairunan,dkk, 1985).
Kemasaman
berpengaruh pada ketersediaanya atau tidak tersedianya hara tanaman.
Dalam hal ini kita mengenal pH tanah. pH tanah adalah suatu ukuran aktifitas
ion hydrogen di dalam larutan aior tanah dan dapat di pakai sebagai ukuran bagi
keasaman tanah. Hara adalah log dari harga kebalikan Cons ion Hidrogen
(Kartasapoetra, 2004 : 14).
Tekstur tanah
adalah perbandingan relatif berbagai golongan besar, partikel tanah dalam suatu
massa tanah terutama perbandingan relatif suatu fraksi liat, debu dan pasir.
Tekstur dapat menentukan tata air dalam tanah berupa akecepatanm infiltrasinya,
penetrasi setta kemampuan mengikat air (Henry,
1988).
Penetapan pH tanah dilaksanakan berdasarkan tahanan listrik antara
partikel-partikel
yang dicelupkan dalam suspensi, (partikel-partikel yang > 0,10) dengan perbandingan contoh
tanah dan larutan yan terletak diantara elektroda bertindak sebagai listrik.
yang dicelupkan dalam suspensi, (partikel-partikel yang > 0,10) dengan perbandingan contoh
tanah dan larutan yan terletak diantara elektroda bertindak sebagai listrik.
Nilai DHL ≤ 4 mS/cm menunjukkan kandungan garam di dalam tanah rendah (<0,15 %) dan kebanyakan tanaman dapat tumbuh dengan baik. Nilai DHL ≥ 4 mS/cm menunjukkan kandungan garam di dalam
larutan tanah cukup tinggi sehingga membahayakan kebanyakan tanaman pertanian
(wikipedia, 2013).
III.
BAHAN DAN METODE
3.1
Bahan dan Alat
3.1.1
Alat Dan Bahan pH Tanah
Bahan yang
digunakan adalah tanah 0.5
mm, akuades, dan KCl 1 N
(larutkan 74.55 g KCl dalam akuades sampai 1 liter).
Alat yang
digunakan yaitu pH meter elektrode, tabung
film, dan pengaduk gelas.
3.1.2
Alat Dan Bahan
Daya Hantar Listrik
Bahan yang
digunakan yaitu akuades, KCl 0.01 M (larutkan 0.1864 g KCl yang telah dikering
ovenkan pada suhu 1050C dalam 250 ml akuades.
Alat yang digunakan yaitu konduktivitas dengan
dip-cell, neraca analitis, botol pengocok plastik, gelas ukur 10 ml, pengocik
mekanik, dan termometer dengan skala suhu kamar.
3. 2 Metode
Prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1.
Memasukan
tanah dengan ukuran 0,5 mm sebanyak 10 gram ke dalam tabung film.
2.
Menambahkan
aquades (H2O) sebanyak 25 ml, kemudian mengaduknya selama 20 menit
dan mendiamkannya selama 10 menit.
3.
Menambahkan
25 ml KCl 1 N dan mengaduknya selama 20 menit.
4.
Menetukan
pH H20 dan KCl dengan menggunakan pH meter.
5.
Menetukan
nilah DHL H2O menggunakan konduktormeter.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan pH dan DHL Tanah
Sampel Tanah
|
pH H2O Tanah
|
pH KCl Tanah
|
DHL
|
Top Soil
Sub Soil
|
4,4
4,7
|
3,7
3,9
|
52
64
|
Tabel
Kriteria Tanah
Kriteria Tanah
|
Nilai pH
|
Sangat
Masam (SM)
|
<
4,5
|
Masam
|
4,5
– 5,5
|
Agak
Masam (AM)
|
5,6
– 6,5
|
Netral
|
6,6
– 7,5
|
Agak
Basa (AB)
|
7,6
– 8,5
|
Alkalin
|
>8,5
|
4.2 Pembahasan
Praktikum ini melakukan pengukuran pH tanah
dan nilai daya hantar listrik. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah top
soil dan sub soil ukuran 0,5 mm. Pengukuran pH tanah menggunakan alat pH meter
sedangkan untuk mengukur DHL menggunakan konduktormeter. Hasil yang diperoleh
setelah melakukan pengukuran yaitu :
1.
Tanah
top soil
Tanah top
soil memiliki nilai pH H2O tanah sebesar 4,4 sedangkan nilai pH KCl
tanah sebesar 3,7. Nilai pH H2O tanah ini termasuk kedalam tanah
sangat masam (SM), karena nilai pH 4,4 itu lebih kecil dari 4,5. Nilai pH KCl
tanah top soil termasuk kriteria tanah sangat masam juga karena nilai pH KCl
tanah sebesar 3,7 itu lebih kecil dari 4,5. Pengukuran nilai pH ini membuktikan
bahwa pada tanah top soil nilai pH H2O lebih besar dibandingkan
dengan nilai pH KCl, tetapi keduanya termasuk kedalam kriteria tanah sangat
masam.
Nilai
daya hantar listrik (DHL) tanah top soil adalah 52. Penetapan nilai DHL ini
menggunakan alat konduktormeter. Pada tanah top soil yang diberikan larutan
aquades (H2O) saja yang diukur nilai DHLnya.
2.
Tanah
sub soil
Tanah sub
soil memiliki nilai pH H2O tanah sebesar 4,7 sedangkan nilai pH KCl
tanah sebesar 3,9. Nilai pH H2O tanah ini termasuk kedalam tanah masam (M), karena nilai pH 4,7 itu antara 4,5
– 5,5. Nilai pH KCl tanah sub soil termasuk kriteria tanah sangat masam karena
nilai pH KCl tanah sebesar 3,9 itu lebih kecil dari 4,5. Pengukuran nilai pH
ini membuktikan bahwa pada tanah sub soil nilai pH H2O lebih besar
dibandingkan dengan nilai pH KCl, tetapi keduanya termasuk kedalam kriteria
tanah sangat masam.
Nilai
daya hantar listrik (DHL) tanah top soil adalah 64. Penetapan nilai DHL ini
menggunakan alat konduktormeter. Pada tanah sub soil yang diberikan larutan
aquades (H2O) saja yang diukur nilai DHLnya.
Penetapan nilai pH dan DHL ini membuktikan bahwa nilai pH H2O tanah sub
soil lebih besar dibanding dengan nilai pH H2O tanah top soil yaitu 4,7 >
4,4 , begitu juga dengan nilai pH KCl tanah sub soil lebih besar dibanding
nilai pH KCl tanah top soil yaitu 3,9 > 3,7. Selain nilai pH, nilai DHL
tanah sub soil lebih tinggi dibanding dengan tanah top soil yaitu 64 > 54.
Secara umum, tanah ini termasuk kriteria tanah masam karena nilai pHnya di
bawah nilai pH netral. Tanah ini memiliki kualitas tanah yang kurang baik jika
digunakan dalam bidang pertanian, karena tanah yang baik adalah tanah yang
memiliki nilai pH mendekati netral yaitu 6,6 – 7,5.
Nilai pH tanah di alam berbeda-beda pada setiap lokasi. Nilai pH tanah
ditentukan oleh beberapa faktor, seperti :
1.
Kondisi
musim setiap tahunnya.
2.
Cara
bercocok tanam.
3.
Cara
pengambilan sampel tanah.
4.
Kandungan
air pada saat pengambilan sampel.
5.
Metode
pengukuran pH yang diguanakan.
Selain
itu juga, faktor-faktor lain yang menentukan nilai pH tanah adalah pencucian
kation basa dan vegetasi atau tanaman yang tumbuh di atas permukaan tanah.
Tanaman dapat mempengaruhi pH tanah karena akar tanaman mampu mengeluarkan
eksudatm akar berupa asam organik. Dekompeser dari sersah-sersah tanaman juga
dapat juga mempengaruhi nilai pH dari suatu tanah.
Nilai pH tanah ini sangat penting karena pada umunnya pH
tanah berperan untuk:
1. Menentukan mudah atau tidaknya unsur hara diserap oleh tanaman.
2. Menunjukan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun.
3. Mempengaruhi perkembangan jasad renik.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penetapan
pH dan DHL tanah menggunakan alat ukur yaitu pH meter dan konduktormeter. Pada
praktikum ini dapat disimpulkan bahwa penetapan nilai pH dan DHL ini membuktikan bahwa nilai pH H2O tanah sub
soil lebih besar dibanding dengan nilai pH H2O tanah top soil yaitu 4,7 >
4,4 , begitu juga dengan nilai pH KCl tanah sub soil lebih besar dibanding
nilai pH KCl tanah top soil yaitu 3,9 > 3,7. Selain nilai pH, nilai DHL
tanah sub soil lebih tinggi dibanding dengan tanah top soil yaitu 64 > 54.
Secara umum, tanah ini termasuk kriteria tanah masam karena nilai pHnya di
bawah nilai pH netral. Tanah ini memiliki kualitas tanah yang kurang baik jika
digunakan dalam bidang pertanian, karena tanah yang baik adalah tanah yang
memiliki nilai pH mendekati netral yaitu 6,6 – 7,5.
5.2 Saran
Praktikum ini sangatlah penting bagi mahsiswa yang ingin
menguasai dasar - dasar ilmu tanah, oleh karena itu diharapakan peralatan yang
digunakan lebih banyak sehingga dalam satu kelompok praktikum lebih mudah dalam
melakukan praktikum dan mahasiswa lebh aktif saat praktikum berlansung.
DAFTAR PUSTAKA
Bunting. 1981. Konservasi Tanah dan Air. CV. Pustaka buana: Bandung.
Hardjowigeno,
S. 2010. Ilmu
Tanah. Penerbit Akademika. Pressindo : Jakarta
Kartosapoetra. 2004. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. PT Riko
cipta: Jakarta
Pairunan,A.1985. Dasa - Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negri Indonesia Timur: Makassar.
Tim Pengasuh Praktikum. 2013. Petunjuk Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah. FP UNIB: Bengkulu.
http://wikipedia.com.2013. Penetapan daya hantar listrik.
(diakses tanggal 2 Desembar 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar