Kamis, 02 Januari 2014

PENGAMATAN MORFOLOGI PROFIL, PENGAMBILAN CONTOH DAN PEMBUATAN PREPARAT TANAH

E1J012031
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH (DDIT)
ACARA II
PENGAMATAN MORFOLOGI PROFIL, PENGAMBILAN CONTOH DAN PEMBUATAN PREPARAT TANAH



  
GILANG SETIAWAN
NPM.E1J012031
SHIFT JUM’AT (14.00-16.00WIB)
CO-ASS :
ATRI NOPRIIJAYANTI
MELISA YULIENSI

LABORATORIUM ILMU TANAH
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Tanah adalah lapisan terluar bumi yang memilki lapisan-lapisan (horizon). Horizon tanah terdiri dari horizon O, A, B, dan C. Lapisan tanah ini terbentuk karena proses yang terjadi dalam pembentukan tanah. Pada dasarnya tanah terbentuk dari dari lapisan batuan yang paling besar (bahan induk) menjadi partikel yang lebih kecil (pasir, debu dan liat). Selain itu kandungan tanah yang ada dipengaruhi oleh bahan mineral dan penambahan bahan-bahan organik yang berasal dari proses terbentuknya tanah. Kandungan tanah membuat tanah ini memiliki ciri-ciri yang dapat diperhatikan secara lansung (morfologi) seperti warna, bentuk dan batasan-batasan. Tanah lapisan atas warnanya lebih gelap (hitam) dibanding tanah lapisan bawah yang berwarna terang (abu-abu atau kebiruan).
Penampang secara vertikal yang menjukan lapisan-lapisan tanah disebut profil tanah. Pengamatan profil tanah ini sangat penting dalam sidik cepat menentukan sifat-sifat tanah seperti genesis dan klasifikasi tanah. Batasan lapisan atau kedalaman tanah dapat ditentukan dengan melihat seberapa jauh perakaran tumbuhan yang dapat tumbuh. Sifat fisik, kimia dan biologi ini dapat dilakukan bersamaan dengan pengamatan profil tanah. Pengamatan yang lebih lanjut mengenai tanah harus dilakukan di laboratorium dengan mengambil sampel tanah yang sedang diteliti.
Oleh karena itu, pengamatan tentang profil tanah ini harus diperhatikan karena pentingnya mengetahui lapisan, kandungan dan morfologi tanah. Sehingga dapat menentukan jenis tanah dan kandungan di dalammnya.

1.2         Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1.         Untuk mempelajari sifat-sifat dari beberapa jenis tanah pada setiap lapisan atau horizon.
2.         Mengambil contoh tanah dilapangan untuk dianalisis di laboratorium.
3.         Menyiapkan contoh tanah sebelum dianalisis.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

 Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat lubang dengan ukuran panjang, dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah yang diberlukan dalam kegiatan  penelitian. Tanah merupakan tbuh alam yang berbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forses) terhadap pembentukan mineral, serta pembentukan dan pelapukan bahan-bahan koloid. (Hakim,2007)
Selain itu, profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga bebatuan induk tanah (regolit),yang biasanya terdiri dari horison-horison O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca  disebut solum tanah, meskipun tanah terdiri dari beberapa horison, namun bagi tetanaman yang sangat penting adalah horizon O-A (lapisan atas) yang biasanya mempunyai ketebalan dibawah 30cm, bahkan bagi tanaman berakar dangkal seperti padi, palawija dan sesayuran yang berperan adalah kedalaman dibawah 20cm. (Lopulisa, 2004)
Suatu profil tanah terdiri dari horizon-horizon dengan warna beragam antara horizon dan dalam satu horizon. Pada pemerian profil tanah, warna setiap horizon itu haruslah diperi secara lengkap. Pemberian warna tanah juga perlu memperhatikan hubungan antara pola warna dengan struktu tanah kesarangan tanah. Agregat tanah yang disidik perlu di hancurkan untuk memastikan apakah warna tanah tampak itu seragam diseluruh agregat. Buku Munsell Soil Color Chart merupakan buku pedoman pemberian warna tanah yang dipublikasikan oleh Badan Pertanian Amerika Serikat (USDA). (Poerwidodo, 1991)
Pengenalan profil tanah secara lengkap meliputi sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pengenalan ini penting dalam hal mempelajari pembentukan dan klasifikasi tanah dengan pertumbuhan  tanaman serta kemungkinan pengolahan tanah yang lebih tepat, adapun factor-faktor pembentuk tanah, maka potensi untuk membentuk berbagai jenis tanah berbeda amat besar. (Foth, 1998)
Tiap jenis dan tipe tanah memiliki ciri yang khas dipandang dari sifat-sifat fisis maupun kimianya. Oleh karena itu, profil tanah adalah penampang vertikal pada tanah sampai lapisan bahan induk dari tanah. Solum tanah merupakan penampang tanah yang dimulai dari horizon A sampai horizon B. (Nurhajati, 1986)
Tanah membentuk lingkungan untuk sistem perakaran yang rumit pada tumbuhan dan bagian bawah tanah lainnya. Seperti rhizome, subang dan umbi lapis maupun untuk sejumlah jasad tanah. Karena itu penting untuk memahami bagaimana lingkungan yang rumit itu dapat beragam dan bagaimana menyediakan medium untuk pertumbuhan akar tumbuhan dan tempat untuk bertaut. Tanah juga secara terus-menerus menyediakan air dan garam mineral. Dapat berdiri tegaknya pohon diatas tanah merupakan masalah yang peka, bebrapa jenis pohon tidak dapat tumbuh pada jenis tanah tertentu. Jumlah air dan oksigen yang tersedia pada tanah tertentu tergantung pada ruang diantara butiran tanah. Keadaan ini dapat dipahami dengan lebih baik dalam kajian mengenai bagaimana tanah itu terbentuk. (Ewusia, 1990)
BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1     Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan terdiri dari aquades, karet gelang HCl 1N, kertas koran, dan kertas label.
Alat yang digunakan berupa parang, cangkul, sekop, bor tanah, meteran gulung, klinometer, pisau lapang, buku standar warna (Munsell Soil Color Chart), daftar isian, kompas, altimeter, botol semprot dan alat tulis, tampir atau nyiru, lumping, serta ayakan 2 mm dan 0,5 mm, dan kain kasa.

3. 2    Metode
3.2.1        Memilih tempat yang sesuai untuk pembuatan lobang profil, lalu membersihkan dari vegetasi yang menutupi permukaan tanah.
3.2.2        Membuat lobang profil berukuran 1,5 x 1,0 x 1,5 m3. Letak penampang pengamatan disebelah atas lereng dan terkena sinar matahari.
3.2.3        Tidak melakukan pengamatan waktu hujan atau keadaan cahaya kurang. Membuat sisi pengamatan rata dan bersih, dan menyemprotkan dengan akuades bila kering.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1     Hasil Pengamatan
PEMERIAN PROFIL TANAH
Lokasi                          : Samping Laboratorium TIP
Profil No                      : II (Dua)
Bahan Induk                 : Tufa Masam
Tumbuhan                    : Perdu
Posisi Tanah                 : Backslope
Kelembaban Tanah       : Lembab
Kelerengan                   : 470 72%
Drainsae                       : Sedang
Tingkat erosi                 : Sedang
Horison
Jeluk (cm)
Warna/ becak
Tekstur
Struktur
Konsistensi (tanah basah)
Perakaran (%)
Batuan (%)
Konkresi
Lain-lain
Batas horison
O
0-34
10 YR
3/4
Liat berpasir
Gumpalan
lengket
60
-
-
-
Putus tak jelas
A
35-100
7,5 YR 5/8
Liat berdebu
Gumpalan
Sangat lengket
70
-
-
-
Putus tak jelas
B
101-137
2,5 YR 5/8
-
Gumpal
-
30
-
-
-
Putus tak jelas

4.2     Pembahasan
Pengamatan profil tanah dilakuakan di samping laboratorium TIP, meliki profil tanah no 2, bahan induk tufa masam, tumbuhan yang tumbuh perdu, posisi tanah backslop, kelembaban tanah yang sedang, kelerengan 470 72%, drainase yang baik, dan tingkat erosi sedang. Pengamatan profil tanah diperoleh dari hasil pengelihatan lansung adalah bahwa tanah memiliki horizon-horizon yaitu horizon O, A,  B, dan C. Setiap horizon memiliki kedalaman berbeda-beda dan ciri-ciri tanah yang berbeda juga. Penentuan nilai-nilai tanah sperti tekstur, stuktur, konsistensi, warna, perakaran, dan batas horizon menggunakan metode sidik cepat. Pada pengamatan ini horizon yang diamati adalah horizon O, A dan sebagian nilai tanah horizon B. Kesalahan data mungkin bisa terjadi karena dalam pengmbilan tanah yang diamati dengan penganalisisisan kurang memahami materi dan kurang kordinasi yang baik. Hasil pengamatannya adalah sebagi berikut :
1.             Horizon O
Horizon O mempunyai kedalaman atau jeluk 0-34 cm Warna/ becak yang dimiliki 10 YR ¾, artinya mempunyai nilai value 3, nilai chroma 4, dan hue 10 YR yaitu warna dark yelowis brwon. Tekstur tanah pada horizon ini adalah liat berpasir dengan struktur tanah yang dimiliki adalah gumpalan (agregat menyerupai kubus).
Pada keadaan basah tanah pada horizon O konsistensi tanahnya lengket. Perakaran yang yang tumbuh pada horizon O adalah sekitar 60%, ini membuktikan bahwa pada lapisan ini kemampuan akar untuk tumbuh baik karena tanah memiliki ketersediaan hara yang cukup.
2.             Horizon A
Horizon A mempunyai kedalaman atau jeluk 35-100 cm. Warna/ becak yang dimiliki 7,5 YR ⅝, artinya mempunyai nilai value 5, nilai chroma 8, dan hue 7,5 YR yaitu warna strong brown. Tekstur tanah pada horizon ini adalah liat berdebu dengan struktur tanah yang dimiliki adalah gumpalan (agregat menyerupai kubus).
Pada keadaan basah tanah pada horizon A konsistensi tanahnya sangat lengket. Perakaran yang yang tumbuh pada horizon A adalah sekitar 70%, ini membuktikan bahwa pada lapisan ini kemampuan akar untuk tumbuh baik karena tanah memiliki ketersediaan hara yang cukup.
3.             Horizon B
Horizon B mempunyai kedalaman atau jeluk 101-137 cm. Warna/ becak yang dimiliki 2,5 YR ⅝, artinya mempunyai nilai value 5, nilai chroma 8, dan hue 2,5 YR yaitu warna reed. Tekstur tanah pada horizon ini tidak diteliti dan struktur tanah yang dimiliki adalah gumpal (agregat menyerupai kubus dengan sudut yang tumpul).
Perakaran yang yang tumbuh pada horizon B adalah sekitar 30%, ini membuktikan bahwa pada lapisan ini kemampuan akar untuk tumbuh berkurang karena tanah memiliki ketersediaan hara dan bahan organik yang semakin sedikit. Untuk konsistensi tanah pada horizon B tidak diamati.
Pada pengamatan profil ini dapat dilihat ada perbedaan yang nyata antar horizon. Perbedaan ini terjadi pada nilai jeluk, tekstur, warna, perakaran. Beberapa kesamaan terjadi padanilai tekstur dan sturuktur. Perbedaan ini tejadi karena proses dan faktor-faktor dalam pembentukan tanah.
Setiap horizon-horizon memilki batasan yang disebut dengan horizon. Batas horizon yang dapat dilihat pada pengamatan profil tanah ini adalah putus-putus tidak jelas, karena sangat sulit dalam melihat secara jelas batas horizonnya.
Selanjutnya pengambilan sampel tanah utuh dilakukan dengan menggunakan ring sample yang dilakukan dengan cara meletakkan ring sampel pada tanah yang ingin di ambil lalu tekan hingga ring sample dipenuhi oleh tanah yang selanjutnya ditutup dan disimpan.  Cara yang lain adalah membuat gelundungan atau bulatan besar dari tanah yang diteliti. Serta mengambil tanah secara lansung dan kemudian dimasukan kedalam plastik.













BAB V
KESIMPULAN

Pengamatan profil tanah dapat dilakuakan dengan mebuat lubang atau meneliti tanah yang berada dalam keadaan lereng. Awalnya tanah dibersikan dan kemudian dikikis sedikit agar mudah dalam pengamatannya. Pengamatan profil tanah dapat dilakukan secara lansung dengan indra penglihatan dan penentuan nilai tanahnya mengunakan sidik cepat.
Profil tanah merupakan penampang vertikal tanah yang mana dapat dilihat lapisan-lapisan (horizon) yang ada pada tanah. Secara umum horizon tanah terdiri dari O, A, B dan C, tetapi keberadaan horizon O jarang dijumpai karena pada horizon O sebagian besar penyusunnya adalah bahan organik.
Pengamatan yang dilakukan adalah pada horizon O, A dan B. Pada pengamatan ini terdapat persamaan serta perbedaan dari morfologi dan nilai tanahnya. Persamaan ini karena tanah ini merupakan tanah genesis yang memilki kesamaan kandungan dan perbedaan terjadi karena proses pembentukan tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
Untuk pengamatan lebih lanjut tentang tanah tersebut, dilakukan dengan pengambilan sempel atau pembuatan preparat tanah. Pembuatan ini menggunakan cetakan, pembuatan gelundungan dan pengambilan bagian tanah lansung. Pengamatan ini akan dilakukan di laboratorium.



DAFTAR PUSTAKA

Ewusia, Yanney. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. ITB : Bandung
Foth, Henry d. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
H. Nurhajati. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Usaha Nasional : Surabaya
Hakim. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Lopulisa. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Rajagara Findo Persada: Jakarta
Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah. Rajawali : Jakarta













Tidak ada komentar:

Posting Komentar